TUGAS
LAPORAN PRATIKUM INSTALASI JARINGAN KOMPUTER
NETMASK - SUBNETTING
Disusun Oleh:
NAMA
: Mohani Latif
NIM : 1202227 / 2012
GRUP : 2F3
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
A. TUJUAN
1. Mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan peranan protokol
pada jaringan komputer.
2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengalamatan (IP
Address) pada komputer jaringan.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengaturan Subnet mask pada
jaringan lokal.
4. Mahasiswa dapat memahami
fungsi Subnetting pada jaringan komputer.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Personal Computer
2. LAN Card / NIC
3. Switch / Hub
4. Kabel ethernet Straight /
Trought
C. MATERI TEORITIS
SUBNET MASK
Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada
angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID,
menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan
luar.
Gambar 1. Cara konfigurasi IP
Address dan Subnet mask
Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai
sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari
host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask
yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
·
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network
identifier diset ke nilai 1.
·
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host
identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan
TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah
jaringan dengan satu segmen saja, baik subnet mask default (yang
digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet
mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau
supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Ada dua metode yang
dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
·
Notasi Desimal Bertitik
·
Notasi Panjang Prefiks Jaringan
Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam
notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat
IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan
host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke
notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan
sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat
IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas
alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam
beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default
dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
alamat IP www.xxx.yyy.zzz
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat
dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses
pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh,
alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang
telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit.
Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan
digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke
dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0)
yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier.
Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang
digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai
berikut: 138.96.58.0, 255.255.255.0
Representasi panjang prefiks (prefix length) dari
sebuah subnet mask
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di
dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah
cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan
menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network
prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam
tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi
Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut: /<jumlah
bit yang digunakan sebagai network identifier>
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0
yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi
prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama
menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam
jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang
didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi
138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan
tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier
138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga
138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range
alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP
dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan
menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan
AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal
yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai
true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan
prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang
diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai
yang diperbandingkan bernilai 0. Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika
AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet
mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil
dari operasi bitwise alamat
IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network
identifier.
Contoh:
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010
(131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000
(255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------
AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000
(131.107.160.000)
Variable-length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang
memiliki panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan
beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya
segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan
lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan
membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa
subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan
di dalam segmensegmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak
digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini
proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan
oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap,
subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan
dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier
yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga
variable-length subnetting.
Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini
menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask
(VLSM). Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet
tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang
sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke
subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier
yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara
hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet
mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network
identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih
terhadap segmensegmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang
akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik
subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya
telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit
network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan
dengan mengambil sisa dari bitbit host.
VLSM (Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian
ruang IP address secara rekrusif, contoh
agregasi routingnya sebagai berikut :
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet
straight trought dan switch/hub.
2. Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan
kabel straight yang menghubungkan PC ke switch.
3. Pasangkan kabel dengan benar,setelah itu Lakukanlah konfigurasi
IP Address dan Subnet mask masing-masing PC,dengan cara seperti yang telah
dilakukan pada pratikum sebelumnya.
4. Lalu cobalah memping teman segrup
5. Untuk membuat jaringan LAN maka kita kita perlu
menghubungkan server pada komputer kita dengan server pada grup lain.,dengan
menggunkan kabel straight.
6. Lalu cobalah memping computer dari grup yang telah kita
sambungkan tersebut.
E. EVALUASI DAN PENUGASAN
1. Bentuk kelompok praktikum menjadi dua, masing-masing
kelompok akan membangun sebuah LAN.
2. Kelompok A membangun LAN (192.168.2.1 s/d 192.168.2.3)
seperti gambar.
a. Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing
PC.
Jawab:
Subnet Mask
: 255.255.255.0
PC
1: 192.168.2.1
PC
2: 192.168.2.2
PC
3: 192.168.2.3
b. Lakukanlan uji koneksi dari masing-masing PC ke PC yang
lain dengan menggunakan command Ping.
Percobaan 1
No
|
Uji Koneksi (ping)
|
Respon
|
|
dari
|
Ke
|
||
1
|
192.168.2.1
|
192.168.2.2
192.168.2.3
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
2
|
192.168.2.2
|
192.168.2.1
192.168.2.3
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
3
|
192.168.2.3
|
192.168.2.1
192.168.2.2
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
c. Buatlah kesimpulan percobaan 1.
Kita dapat terkoneksi/terhubung
dengan computer yang satu switch dengan computer kita dengan cara memping
computer menggunakan perintah cmd.
3. Kelompok B membangun LAN (192.168.2.131 s/d 192.168.2.133)
seperti gambar
a. Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing
PC.
Jawab:
Subnet
Mask : 255.255.255.0
PC
1: 192.168.2.131
PC
2: 192.168.2.132
PC
3: 192.168.2.133
b. Lakukanlan uji koneksi dari masing-masing PC ke PC yang
lain dengan menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :
Tabel Percobaan:
No
|
Uji Koneksi (ping)
|
Respon
|
|
dari
|
Ke
|
||
1
|
192.168.2.131
|
192.168.2.132
192.168.2.133
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
2
|
192.168.2.132
|
192.168.2.131
192.168.2.133
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
3
|
192.168.2.133
|
192.168.2.131
192.168.2.132
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
c. Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat
informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan
anda?
Jawab:
Dengan
menggunakan net view terlihat bahwa PC yang terhubung dengan PC yang saya
gunakan yaitu PC1 dan PC3.
d. Buatlah kesimpulan dari percobaan diatas.
Jawab:
Net
view digunakan untuk Melihat computer yang sedang aktif dan
terhubung dengan LAN.
4. Lakukan penggabungan segmen jaringan A dan B, dan lakukan
perubahan konfigurasi terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga terbentuk
jaringan seperti gambar
a. Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing
PC.
Jawab:
Subnet mask : 255.255.255.0
PC 1: 192.168.2.1
PC
2: 192.168.2.2
PC
3: 192.168.2.3
PC 4: 192.168.2.131
PC
5: 192.168.2.132
PC
6: 192.168.2.133
b. Lakukanlan test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang
lain dengan
menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :
Percobaan 2
No
|
Uji Koneksi (ping)
|
Respon
|
|
dari
|
ke
|
||
1
|
192.168.2.1
|
192.168.2.2
192.168.2.3
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
2
|
192.168.2.2
|
192.168.2.1
192.168.2.3
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
3
|
192.168.2.3
|
192.168.2.1
192.168.2.2
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
4
|
192.168.2.131
|
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.132
192.168.2.133
|
Ping tidak diterima
Ping tidak diterima
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
5
|
192.168.2.132
|
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.131 192.168.2.133
|
Ping tidak diterima
Ping tidak diterima
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
6
|
192.168.2.133
|
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.131 192.168.2.132
|
Ping tidak diterima
Ping tidak diterima
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
c. Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat
informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan
anda?
Jawab: yang terhubung hanya tiga
buah PC yaitu PC 4, PC 5, PC 6 dan PC 1, PC 2, PC 3.
d. Buatlah kesimpulan percobaan 2.
Jawab:
Dengan
menggunakan subnet mask 255.255.255.0, maka PC 1, PC 2, PC 3 tidak dapat
terhubung dengan PC 4, PC 5, PC 6. Hanya bisa terkoneksi dengan PC yang
memiliki switch yang sama.
5. Lakukan perubahan konfigurasi pada terhadap jaringan yang
telah dibuat, sehingga terbentuk jaringan seperti gambar berikut :
a. Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing
PC.
Jawab:
Subnet mask: 255.255.255.128
PC 1: 192.168.2.1
PC
2: 192.168.2.2
PC
3: 192.168.2.3
PC 4: 192.168.2.131
PC
5: 192.168.2.132
PC
6: 192.168.2.133
b. Lakukanlan test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang
lain dengan menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :
Percobaan 3
No
|
Uji Koneksi (ping)
|
Respon
|
|
Dari
|
Ke
|
||
1
|
192.168.2.1
|
192.168.2.2
192.168.2.3
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
2
|
192.168.2.2
|
192.168.2.1
192.168.2.3
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
3
|
192.168.2.3
|
192.168.2.1
192.168.2.2
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
4
|
192.168.2.131
|
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.132
192.168.2.133
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
5
|
192.168.2.132
|
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.131 192.168.2.133
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
6
|
192.168.2.133
|
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.131 192.168.2.132
|
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
|
c. Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat
informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan
anda?.
Jawab: hanya ada tiga buah PC
yang terhubung yang berada pada switch yang sama.
d. Buatlah kesimpulan percobaan 3.
Jawab:
Dengan menggunakan subnet mask
255.255.255.0, maka kita dapat terhubung dengan keenam PC tersebut. Lain halnya
dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.128, maka PC 1, PC 2, PC 3 tidak
dapat terhubung dengan PC 4, PC 5, PC 6. Hanya bisa terkoneksi dengan PC yang
memiliki switch yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa subnet mask
sangat berpengaruh kepada koneksi yang terjadi antar PC.
6. Jelaskan manfaat dan kegunaan Subnet Mask pada
pengalamatan jaringan komputer !
Jawab:
Subnet mask fungsinya ada dua
1. untuk membedakan antara
Network ID dengan host ID.
2. Untuk menentukan alamat tujuan
paket data, apakah “local” atau “remote”.
Subnet mask mempunyai panjang 32
bit,default subnet mask yang dikenal yaitu 255.0.0.0 – 255.255.0.0 –
255.0.0.0.Subnet dapat digunakan untuk menentukan jumlah host dalam suatu
jaringan, contohnya jika IP Address
= 192.168.1.0 yang
merupakan IP Kelas
C, memiliki Subnet Mask
255.255.255.0, maka IP
Address ini memiliki
range IP sebanyak 254
host yang artinya
jaringan ini dapat
menampung 254 komputer yang
saling terhubung. Jika
kita menginginkan jaringan
yang hanya mampu menampung
host secara terbatas,
maka kita harus
memodifikasi Subnet Mask IP tersebut. Caranya yakni dengan mengubah
nilai kelompok ke-4 Subnet Mask.
Manfaat Subnet Mask pada jaringan
komputer:
a)
Mengurangi trafik jaringan. Jika tidak menggunakan router,
sebuah host tidak dapat berkomunikasi dengan
host yang memiliki
alamat network berbeda. Dengan
melakukan subnetting berarti
juga memperbanyak jumlah broadcast
domain dan memperkecil
ukuran broadcast domain, berarti juga mengurangi lalulintas data dalam
sebuah jaringan.
b)
Meningkatkan
performance jaringan, yang
merupakan akibat dari berkurangnya trafik.
c)
Menyederhanakan
manajemen, lebih mudah
mengidentifikasi dan mengisolasi
masalah yang terjadi dalam jaringan.
d)
Untuk
mengurangi lalu lintas
jaringan (mengurangi broadcast
storm atau memperkecil broadcast domain)
e)
Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan.
f)
Pengelolaan
yang disederhanakan (memudahkan pengelolaan, mengidentifikasikan
permasalahan)
g)
Penghematan alamat IP.
F. KESIMPULAN
Subnetting adalah sebuah teknik
yang mengizinkan para administrator jaringan
untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan
lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak
dibatas oleh kelas-kelas IP (IP
Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting,
anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai
kebutuhan.
Subnet mask adalah istilah yang mengacu
kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu
host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan
luar.
Default subnet yang dikenal
adalah :
–
255.0.0.0
–
255.255.0.0
–
255.0.0.0.
Subnetting menyediakan cara yang
lebih fleksibel untuk menentukan bagian
mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID
dan bagian mana yang
mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address
standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang
tersedia 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24
bit untuk kelas C. Subnetting
mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number)
untuk digunakan
sebagai network ID.