Rabu, 30 April 2014

LAPORAN PRATIKUM 3



TUGAS
LAPORAN PRATIKUM INSTALASI JARINGAN KOMPUTER
NETMASK - SUBNETTING




Disusun Oleh:
NAMA         : Mohani Latif
NIM              : 1202227 / 2012
GRUP           : 2F3


PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

A. TUJUAN
1. Mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan peranan protokol pada jaringan komputer.
2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengalamatan (IP Address) pada komputer jaringan.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal.
4. Mahasiswa dapat memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer.

B. ALAT DAN BAHAN
1. Personal Computer
2. LAN Card / NIC
3. Switch / Hub
4. Kabel ethernet Straight / Trought

C. MATERI TEORITIS
SUBNET MASK
Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Gambar 1. Cara konfigurasi IP Address dan Subnet mask

Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
·         Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
·         Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
·         Notasi Desimal Bertitik
·         Notasi Panjang Prefiks Jaringan

Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:

alamat IP www.xxx.yyy.zzz
subnet mask www.xxx.yyy.zzz
 
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi sebagai berikut: 138.96.58.0, 255.255.255.0

Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut: /<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi 138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.

Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0. Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat
IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------ AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)

Variable-length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap (fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmensegmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier
yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting.
Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM). Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmensegmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bitbit host.
VLSM (Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian ruang IP  address secara rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut :

D. LANGKAH KERJA

1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet straight trought dan switch/hub.
2. Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel straight yang menghubungkan PC ke switch.
3. Pasangkan kabel dengan benar,setelah itu Lakukanlah konfigurasi IP Address dan Subnet mask masing-masing PC,dengan cara seperti yang telah dilakukan pada pratikum sebelumnya.
4. Lalu cobalah memping teman segrup
5. Untuk membuat jaringan LAN maka kita kita perlu menghubungkan server pada komputer kita dengan server pada grup lain.,dengan menggunkan kabel straight.
6. Lalu cobalah memping computer dari grup yang telah kita sambungkan tersebut.

E. EVALUASI DAN PENUGASAN

1. Bentuk kelompok praktikum menjadi dua, masing-masing kelompok akan membangun sebuah LAN.
2. Kelompok A membangun LAN (192.168.2.1 s/d 192.168.2.3) seperti gambar.
a. Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
            Jawab:
            Subnet Mask : 255.255.255.0
                        PC 1: 192.168.2.1
                        PC 2: 192.168.2.2
                        PC 3: 192.168.2.3
b. Lakukanlan uji koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping.
Percobaan 1
No
Uji Koneksi (ping)
Respon
dari
Ke
1
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.3
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
2
192.168.2.2
192.168.2.1
192.168.2.3
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
3
 192.168.2.3
192.168.2.1
192.168.2.2
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
c. Buatlah kesimpulan percobaan 1.
Kita dapat terkoneksi/terhubung dengan computer yang satu switch dengan computer kita dengan cara memping computer menggunakan perintah cmd.

3. Kelompok B membangun LAN (192.168.2.131 s/d 192.168.2.133) seperti gambar
a. Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
Jawab:
            Subnet Mask : 255.255.255.0
                        PC 1: 192.168.2.131
                        PC 2: 192.168.2.132
                        PC 3: 192.168.2.133
b. Lakukanlan uji koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :
Tabel Percobaan:
No
Uji Koneksi (ping)
Respon
dari
Ke
1
192.168.2.131

192.168.2.132
192.168.2.133
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
2
192.168.2.132
192.168.2.131
192.168.2.133
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
3
 192.168.2.133
192.168.2.131
192.168.2.132
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)

c. Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan anda?
            Jawab:
            Dengan menggunakan net view terlihat bahwa PC yang terhubung dengan PC yang saya gunakan yaitu PC1 dan PC3.
d. Buatlah kesimpulan dari percobaan diatas.
Jawab:
            Net view digunakan untuk Melihat computer yang sedang aktif dan terhubung dengan LAN.

4. Lakukan penggabungan segmen jaringan A dan B, dan lakukan perubahan konfigurasi terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga terbentuk jaringan seperti gambar
a. Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
Jawab:
            Subnet mask : 255.255.255.0

PC 1: 192.168.2.1
                        PC 2: 192.168.2.2
                        PC 3: 192.168.2.3
PC 4: 192.168.2.131
                        PC 5: 192.168.2.132
                        PC 6: 192.168.2.133

b. Lakukanlan test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan
menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :
Percobaan 2
No
Uji Koneksi (ping)
Respon
dari
ke
1
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.3
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
2
192.168.2.2
192.168.2.1
192.168.2.3
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
3
 192.168.2.3
192.168.2.1
192.168.2.2
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
4
 192.168.2.131
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.132
192.168.2.133
Ping tidak diterima
Ping tidak diterima
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
5
 192.168.2.132
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.131 192.168.2.133
Ping tidak diterima
Ping tidak diterima
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
6
192.168.2.133
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.131 192.168.2.132
Ping tidak diterima
Ping tidak diterima
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)

c. Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan anda?

Jawab: yang terhubung hanya tiga buah PC yaitu PC 4, PC 5, PC 6 dan PC 1, PC 2, PC 3.
d. Buatlah kesimpulan percobaan 2.
Jawab:
            Dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.0, maka PC 1, PC 2, PC 3 tidak dapat terhubung dengan PC 4, PC 5, PC 6. Hanya bisa terkoneksi dengan PC yang memiliki switch yang sama.

5. Lakukan perubahan konfigurasi pada terhadap jaringan yang telah dibuat, sehingga terbentuk jaringan seperti gambar berikut :
a. Konfigurasilah IP Address dan Subnet mask masing-masing PC.
Jawab:
            Subnet mask: 255.255.255.128

PC 1: 192.168.2.1
                        PC 2: 192.168.2.2
                        PC 3: 192.168.2.3
PC 4: 192.168.2.131
                        PC 5: 192.168.2.132
                        PC 6: 192.168.2.133

b. Lakukanlan test koneksi dari masing-masing PC ke PC yang lain dengan menggunakan command Ping, lalu isi tabel berkut :
Percobaan 3
No
Uji Koneksi (ping)
Respon
Dari
Ke
1
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.3
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
2
192.168.2.2
192.168.2.1
192.168.2.3
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
3
192.168.2.3
192.168.2.1
192.168.2.2
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
4
192.168.2.131
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.132
192.168.2.133
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
5
192.168.2.132
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.131 192.168.2.133
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
6
192.168.2.133
192.168.2.1
192.168.2.2
192.168.2.131 192.168.2.132
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)
Ping diterima (terkoneksi)

c. Melalui Command Prompt DOS, ketik net view Lihat informasi yang ditampilkan, PC yang mana saja yang terhubung dengan jaringan anda?.
Jawab: hanya ada tiga buah PC yang terhubung yang berada pada switch yang sama.

d. Buatlah kesimpulan percobaan 3.
Jawab:
Dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.0, maka kita dapat terhubung dengan keenam PC tersebut. Lain halnya dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.128, maka PC 1, PC 2, PC 3 tidak dapat terhubung dengan PC 4, PC 5, PC 6. Hanya bisa terkoneksi dengan PC yang memiliki switch yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa subnet mask sangat berpengaruh kepada koneksi yang terjadi antar PC.

6. Jelaskan manfaat dan kegunaan Subnet Mask pada pengalamatan jaringan komputer !
Jawab:
Subnet mask fungsinya ada dua
1. untuk membedakan antara Network ID dengan host ID.
2. Untuk menentukan alamat tujuan paket data, apakah “local” atau “remote”.
Subnet mask mempunyai panjang 32 bit,default subnet mask yang dikenal yaitu 255.0.0.0 – 255.255.0.0 – 255.0.0.0.Subnet dapat digunakan untuk menentukan jumlah host dalam suatu jaringan, contohnya jika   IP   Address   =  192.168.1.0   yang   merupakan   IP   Kelas   C,   memiliki Subnet   Mask   255.255.255.0,   maka   IP  Address   ini   memiliki   range   IP sebanyak   254   host   yang   artinya   jaringan   ini   dapat  menampung  254 komputer  yang  saling  terhubung.  Jika  kita  menginginkan  jaringan  yang  hanya mampu   menampung   host   secara   terbatas,  maka   kita   harus  memodifikasi Subnet Mask IP tersebut. Caranya yakni dengan mengubah nilai kelompok ke-4 Subnet Mask.

Manfaat Subnet Mask pada jaringan komputer:
a)      Mengurangi trafik jaringan. Jika tidak menggunakan router, sebuah host tidak  dapat  berkomunikasi   dengan   host   yang   memiliki   alamat network   berbeda.   Dengan  melakukan   subnetting   berarti   juga memperbanyak   jumlah   broadcast   domain   dan  memperkecil  ukuran broadcast domain, berarti juga mengurangi lalulintas data dalam sebuah jaringan.
b)      Meningkatkan   performance   jaringan,   yang   merupakan   akibat   dari berkurangnya trafik.
c)      Menyederhanakan   manajemen,   lebih   mudah   mengidentifikasi   dan mengisolasi masalah yang terjadi dalam jaringan.
d)     Untuk   mengurangi   lalu   lintas   jaringan   (mengurangi   broadcast   storm atau memperkecil broadcast domain)
e)      Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan.
f)       Pengelolaan    yang    disederhanakan    (memudahkan    pengelolaan, mengidentifikasikan permasalahan)
g)      Penghematan alamat IP.

F. KESIMPULAN
Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan
untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP
Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Default subnet yang dikenal adalah :
        255.0.0.0
        255.255.0.0
        255.0.0.0
Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian
mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang
mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang
tersedia 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting
mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan
sebagai network ID.