A. Pengertian Cloud Computing
Cloud computing mungkin masih samar terdengar bagi orang awam.
Tetapi keberadaan cloud computing di
era digital kini sebenarnya telah terasa di tengah masyarakat dalam kehidupan
sehari - hari seperti penggunaan email dan juga media sosial.
.
Gambar 1. Urutan Depan Belakang
Secara sederhana, cloud computing
dapat kita bayangkan seperti sebuah jaringan listrik. Apabila kita membutuhkan
listrik, apakah kita harus punya pembangkit listrik sendiri? Tentu tidak. Kita
tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, PLN), menyambungkan rumah
kita dengan jaringan listrik, dan kita tinggal menikmati layanan tersebut.
Pembayaran kita lakukan bulanan sesuai pemakaian.
Definisi Cloud
Computing (komputasi awan) secara umum merupakan gabungan pemanfaatan
teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan
berbasis internet (awan).
Awan (cloud) adalah metafora dari internet,
sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana
awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari
infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda komputasi
di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat
mengaksesnya lewat Internet ("di dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada
didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi
yang membantunya.
B. Sejarah Cloud Computing
Sejarah cloud computing dimulai pada tahun1960-an, John McCarth seorang pakar komputer
dari MIT meramalkan bahwa suatu hari nanti komputerisasi akan menjadi
infrastruktur publik layaknya seperti berlangganan listrik atau telepon.
Kemudian pada akhir tahun 1990-an, lahir konsep ASP (Application Service Provider) yang ditandai munculnya perusahaan
pengolah data center. Selanjutnya
pada tahun1995, Larry Ellison, pendiri Oracle, melahirkan wacana “Network Computing” pasca penetrasi
Microsoft Windows 95 yang merajai pasar software dunia pada saat itu. Ide itu
menyebutkan bahwa PC tidak perlu dibenamkan software yang membuat berat kinerja
dan cukup diganti sebuah terminal utama berupa server. Pada awal tahun 2000-an,
Marc Beniof, eks Vice President Oracle melansir aplikasi CRM berbentuk “software as a service” bernama
Salesforce.com sebagai penanda lahirnya cloud computing. Tahun 2005, situs online shopping Amazon.com meluncurkan Amazon
EC2 (Elastic Compute Cloud), diikuti Google dengan
Google App Engine, dan IBM yang melansir Blue Cloud Initiative.
C. Karakteristik Cloud Computing
Beberapa karakteristik cloud computing adalah:
1. Multitenancy
(shared
resources): berdasarkan model bisnis di mana sumber daya dibagi pakai
bersama (beberapa pengguna memakai sumber daya yang sama) di tingkat jaringan,
tingkat pengguna, dan tingkat aplikasi.
2. Massive
scalability: walaupun organisasi mungkin mempunyai
ratusan atau ribuan sistem, cloud computing memberikan kemampuan sampai
puluhan juta sistem, di samping kemampuan skala besar dalam memanfaatkan pita
lebar dan tempat penyimpanan data.
3. Elasticity:
pengguna dapat secara cepat meningkatkan dan menurunkan sumber daya komputasi
yang diperlukan, serta melepaskan sumber daya untuk penggunaan lainnya kalau
tidak diperlukan lagi.
4. Pay-as-you-go:
pengguna hanya membayar sumber daya yang sesungguhnya dipakai dan hanya pada
waktu mereka membutuhkan.
5. Self-provisioning
of resources: sumber daya yang dipunyai oleh
pengguna sendiri, seperti sistem-sistem tambahan (kemampuan pengolahan,
software, tempat penyimpanan data) dan jaringan.
D. Arsitektur Cloud Computing
Arsitektur cloud computing dapat dibedakan kedalam 4 (empat)
lapisan, yaitu: lapisan perangkat keras (hardware), infrastruktur, platform,
dan aplikasi, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.
Berdasarkan Gambar 2, lapisan paling bawah adalah lapisan perangkat keras. Lapisan
ini bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya fisik dari cloud.
Lapisan ini terdiri dari perangkat fisik seperti server, router, switch,
power, dan sistem pendingin. Secara fisik, lapisan ini sering
dikelompokkan sebagai pusat data (data center). Lapisan selanjutnya
adalah lapisan infrastruktur. Lapisan infrastruktur dikenal dengan lapisan
virtualisasi dan bertanggung jawab untuk membentuk media yang terdiri dari
media penyimpanan (storage) dan sumber daya komputasi yang terpartisi
dari sumber daya fisiknya.
Lapisan berikutnya adalah lapisan platform.
Lapisan ini terdiri dari sistem operasi dan kerangka aplikasi. Lapisan ini
bertanggung jawab untuk meminimalisasi beban penyebaran aplikasi secara
langsung ke dalam wadah mesin virtual. Tingkatan tertinggi dari hirarki
arsitektur cloud computing adalah lapisan aplikasi. Lapisan ini terdiri
dari aplikasi aktual dari cloud dimana jenis layanannya secara langsung
dapat dikirimkan atau digunakan oleh pengguna akhir. Secara umum jenis delivery
service yang disampaikan melalui lapisan ini disebut sebagai Software as
a Service (SaaS). Bila dibandingkan dengan lingkungan layanan tradisional,
seperti dedicated server farms atau server clusters, arsitektur cloud
computing lebih modular. Setiap lapisan memiliki sistem loosely-coupled antara
lapisan di atas dengan yang di bawah.
E. Jenis Layanan Cloud Computing
1.
Software
as a Service
(SaaS) ini merupakan layanan cloud computing yang paling dahulu
populer. Software as a Service ini
merupakan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP (Application Service Provider). Sesuai namanya, SaaS memberikan
kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan sumber daya perangkat lunak dengan cara
berlangganan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan investasi baik untuk in house development ataupun pembelian
lisensi. Dengan cara berlangganan via web, pengguna dapat langsung menggunakan
berbagai fitur yang disediakan oleh penyedia layanan.
2.
Platform
as a Service (PaaS) yaitu seperti namanya, PaaS adalah layanan
yang menyediakan modul-modul siap pakai yang dapat digunakan untuk
mengembangkan sebuah aplikasi, yang tentu saja hanya bisa berjalan diatas
platform tersebut. Seperti juga layanan SaaS, pengguna PaaS tidak memiliki kendali
terhadap sumber daya komputasi dasar seperti memory, media penyimpanan, processing
power dan lain-lain, yang semuanya diatur oleh provider layanan ini. Pionir di area ini adalah Google AppEngine,
yang menyediakan berbagai tools untuk
mengembangkan aplikasi di atas platform Google, dengan menggunakan bahasa
pemrograman Phyton dan Django.
3.
Infrastructure
as a Service (IaaS) yaitu sebuah layanan yang
“menyewakan” sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi media
penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas
jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan oleh penyewa untuk menjalankan
aplikasi yang dimilikinya. IaaS terletak satu level lebih rendah dibanding
PaaS. Model bisnisnya mirip dengan
penyedia data center yang menyewakan
ruangan untuk co-location, tapi ini
lebih ke level mikronya. Penyewa tidak perlu tahu, dengan mesin apa dan
bagaimana caranya penyedia layanan menyediakan layanan IaaS. Yang penting,
permintaan mereka atas sumberdaya dasar teknologi informasi itu dapat dipenuhi.
Perbedaan mendasar dengan layanan data
center saat ini adalah IaaS memungkinkan pelanggan melakukan
penambahan/pengurangan kapasitas secara fleksibel dan otomatis.
F. Sistem Kerja Cloud Computing
Berikut ini sistem
kerja cloud computing yang akan dijelaskan cloud
computing secara sederhana yakni ketika kita membuka internet. Apa yang
dilihat oleh pengguna adalah perangkat lunak yang menyajikan interface bagi
pengguna dari webserver. Perangkat lunak tersebut berfungsi mengumpulkan
perintah-perintah atau instruksi dari pengguna seperti mengklik, mengetik,
mengupload dan lain-lain.
Perintah-perintah ini kemudian
dilanjutkan ke server aplikasi. Kemudian informasi tersebut disimpan dan
dilanjutkan dari database server atau file server dan disajikan dengan halaman
yang telah diperbaharui. Sehingga pengguna akan mendapatkan manfaat
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak dari komputer seperti mengirim
e-mail dan sebagainya.
Ketika berbicara tentang sistem cloud computing, sistem ini terbagi menjadi dua bagian: ujung depan (front end)
dan ujung belakang (back end). Mereka terhubung satu sama lain melalui jaringan,
biasanya adalah Internet. Front end adalah sisi pengguna komputer (user), atau klien (client).
Sementara
back end adalah bagian “cloud” dari sistem ini.
Front end termasuk komputer klien dan aplikasi yang diperlukan untuk
mengakses sistem komputasi awan. Tidak semua sistem komputasi awan memiliki
antarmuka pengguna yang sama. Untuk mengakses layanan Web 2.0 seperti email
berbasis web hanya dibutuhkan browser biasa seperti Firefox, Internet Explorer
atau Opera. Namun ada pula sistem cloud
computing yang memiliki aplikasi sendiri (proprietary) yang harus diinstal di komputer client.
Sementara di back end sistem adalah berbagai
komputer, server dan sistem penyimpanan data yang menciptakan “cloud” dari
layanan komputasi. Secara teori, sebuah cloud computer system dapat mencakup hampir semua
program komputer yang dapat anda bayangkan, dari pengolahan data hingga video
game. Biasanya, setiap aplikasi akan memiliki server khususnya sendiri.
Sebuah server pusat
mengelola sistem, memantau lalu lintas dan permintaan client untuk memastikan
semuanya berjalan lancar. Sistem ini mengikuti seperangkat aturan yang disebut
protokol dan menggunakan jenis khusus dari perangkat lunak yang disebut middleware. Middleware network memungkinkan komputer untuk berkomunikasi satu
sama lain. Sebagian besar, server tidak berjalan pada kapasitas penuh. Itu
berarti ada kekuatan pemrosesan yang hasil buangannya tidak terpakai. Maka akan
memerlukan sebuah cara. Teknik ini disebut virtualisasi server. Dengan memaksimalkan output
dari setiap server, virtualisasi server mengurangi kebutuhan pada mesin
dalam bekerja.
G. Kelebihan dan Kekurangan Cloud Computing
Kelebihan sistem cloud computing antara lain:
1.
Kemudahan Akses
Ini
merupakan kelebihan yang paling menonjol dari cloud computing, yaitu kemudahan akses. Jadi kita tidak perlu
berada pada suatu komputer
yang
sama untuk melakukan suatu pekerjaan, karena semua aplikasi dan data kita
berada pada server cloud.
2.
Fleksibilitas
Hampir
sama seperti contoh di atas, data yang
kita perlukan tidak harus kita simpan di dalam harddisk atau storage komputer kita. Dimanapun kita berada,
asalkan terkoneksi internet, kita bisa mengakses data kita karena berada pada server cloud.
3.
Penghematan (Tanpa Investasi
Awal)
Pastinya
dengan adanya cloud computing, akan
memungkinkan bagi perusahaan untuk mengurangi infrastruktur IT yang pastinya
memerlukan investasi yang besar, baik berupa investasi hardware, software,
maupun human resources-nya
4.
Mengubah CAPEX Menjadi OPEX
CAPEX
= Capital Expenditure (pengeluaran
modal), sedangkan OPEX = Operational
Expenditure (pengeluaran operasional).
Seperti kelebihan sebelumnya, ini masih seputar masalah keuangan. Jadi dengan
menggunakan teknologi cloud computer
ini, kita tidak harus melakukan pengeluaran modal, sebaliknya kita hanya
melakukan pengeluaran operasional.
5.
Lentur dan Mudah
Dikembangkan
Sesuai
dengan salah satu
karakter cloud computing yaitu Rapid Elasticity, maka ini juga
merupakan salah satu
kelebihan cloud computing. Jadi, customer bisa dengan mudah menaikkan
atau menurunkan resource yang
dipakai, dan ini akan mempengaruhi cost yang mereka keluarkan.
6.
Fokus Pada Bisnis Bukan Pada
IT
Dengan
mempercayakan semua pengelolaan seputar IT pada cloud service provider, maka kita akan lebih focus pada bisnis kita
bukan pada pengelolaan IT nya.
Kekurangan sistem cloud computing antara
lain:
1.
Hal yang paling wajib dalam cloud computing adalah koneksi internet,
internet bisa dibilang jalan satu-satunya menuju komputasi awan, ketika tidak
ada koneksi internet ditempat kita berada maka jangan harap bisa menggunakan
sistem cloud computing. Hal ini masih
menjadi hambatan khsusnya bagi Indonesia, karena belum semua wilayah di tanah
air terjangkau oleh akses internet, ditambah lagi sekalipun ada koneksinya
belum stabil dan kurang memadai.
2.
Kerahasiaan dan keamanan adalah salah
satu hal yang paling diragukan pada cloud
computing. Dengan menggunakan sistem cloud
computing berarti kita mempercayakan sepenuhnya atas keamanan dan
kerahasiaan data-data kepada perusahaan penyedia server cloud computing. Contoh paling sederhana adalah ketika kita menyimpan foto-foto kita di Facebook dengan beberapa konfigurasi
privasi yang diberikan kepada kita, maka selebihnya kita mempercayakan keamanan
file-file tersebut kepada Facebook.
Andaikata foto-foto tersebut hilang kita tidak bisa menuntut karena kita
memanfaatkan jasa tersebut
secara cuma-cuma alias gratis. Saat ini sudah mulai banyak
perusahaan-perusahaan penyedia sewa hosting (server) penyimpanan file semisal
4shared, Indowebster, Ziddu, dan lain-lain, ada yang gratis dan juga yang
berbayar.
3.
Kualitas server cloud computing adalah salah satu pertimbangan terpenting
sebelum kita memutuskan untuk menyediakan jasa penyedia server cloud computing. Bukan tidak mungkin kita akan dirugikan
ketika server tempat
dimana kita menyimpan file atau akses program sewaktu-waktu akan down atau
berperforma buruk, alih-alih kita semakin dimudahkan dengan cloud computing justru kita malah dirugikan
karena kualitas server yang buruk.
H. Contoh-Contoh Cloud Computing
1) Email
Email
adalah salah satu alat komunikasi yang sudah cukup lama ada. Dalam email
tersimpan data-data pada saat kita mengirimkan atau menerima data. Yang berupa
tulisan atau file. Data-data tersebut dapat kita akses sewaktu-waktu kita
perlukan , tanpa kita harus menyimpan data tersebut pada komputer pribadi
sendiri. Orang lain juga dapat mengakses data tersebut tapi tentunya yang hanya
menerima email itu saja.
2) Data
storage online
Penyimpanan
data pada personal komputer tentu akan sangat terbatas. Jika harus membeli
server sendiri tentu sangat mahal. Oleh sebab itu saat ini kita dapat menyewa
atau bahkan ada yang menyediakan server gratis yang dapat kita akses secara
online. Contohnya adalah Humyo, ZumoDrive, Microsoft’s SkyDrive, S3 from
Amazon, dan masih banyak yang lain.
3) Colaboration
Tools
Pengkolaborasian
data sering kali diperlukan. Karena data yang ingin kita simpan bermacam-macam
jenisnya dan fungsinya, ada banyak tools yang dapat digunakan. Contohnya adalah
Spicebird, Mikogo, Stixy and Vyewt.
4) Virtual
Office
Sering
kita memerlukan office untuk memproses data-data. Saat ini kita dapat
menggunakan office tidak hanya yang sudah terinstall namun kita juga dapat
menggunakan office yang disediakan secara online. Contohnya antara lain Ajax13,
ThinkFree and Microsoft’s Office Live.
5) Kekuatan
ekstra processing
Bila
membutuhkan kekuatan untuk memproses secara cepat tanpa perlu membeli perangkat
tambahan maka salah satu solusinya adalah Amazon’s EC2 virtual computing ini juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
individu masing-masing orang. Contoh yang lain adalah AbiCloud, Elastichosts
and NASA’s Nebula platform.
Moedjiono. 2010. Cloud Computing: Gelombang Informatisasi Layanan Dunia Bisnis Masa
Depan. Program Pascasarjana Universitas Budi Luhur.
Afdhal. 2013. Studi Perbandingan Layanan Cloud
Computing. Fakultas Teknik Universitas Negeri Syiah Kuala.
Fersisilia
Anggi. (2014), “Mengenal
Cloud Computing, Trend Teknologi Komputer Masa Kini.”
http://pusatteknologi.com/pengertian-manfaat-cara-kerja-dan-contoh-cloud-computing.html
(diakses pada 16/10/2014)
Lina Asriana, Surianti, dkk. (2013), “Cloud Computing.” http://penjelajahelektronika.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
(diakses pada 16/10/2014)
Dede Kurniadi. (2014),
“Mengenal Cloud Computing dan Cara Kerjanya”
http://dedekurniadi.web.id/2014/01/29/mengenal-cloud-computing-dan-cara-kerjanya/
(diakses pada 16/10/2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar